Lab 7.5 Simple queue : Rate Limit (Parent and Child)
September 06, 2021Halo, jadi pada pertemuan kali ini saya akan menjelaskan tentang konfigurasi rate limit (parent and child)
Simple queue parent and child ini merupakan cara melimitasi bandwidth dengan membagi antara parent dan child. Parent queue kita buat terlebih dahulu untuk membantu router menentukan jumlah total bandwidth yang dimiliki, sedangkan child queue diatur untuk membuat limit untuk setiap clientnya.
Pada RouterOS terdapat rate limit, rate limit sendiri dibagi menjadi 2 macam, diantaranya adalah :
MIR (Maximal Information Rate)
MIR merupakan pembagian bandwidth atau manajemen bandwidth yang akan diberikan ke komputer user dimana komputer user ini akan mendapati bandwidth keseluruhan atau bandwidth total yang ada di dalam sebuah jaringan. Jadi nilai MIR ini akan diberikan jika client yang lain dalam keadaan off atau sedang dimatikan. sehingga MIR ini dikhususkan untuk client yang sedang aktif. MIR biasanya juga disebut sebagai parent, di dalam mikrotik parent dimasukan kedalam max-limit (total bandwidth).
CIR (Committed Information Rate)
CIR merupakan alokasi bandwidth yang diberikan oleh komputer client jika client dalam keadaan aktif semua. Contohnya ketika terdapat 2 client yang aktif maka setiap client akan memiliki jumlah bandwidth yang sama. Untuk nilai CIR biasa disebut dengan child. CIR biasanya dimasukan kedalam satuan limit-at, limit-at biasanya didapatkan dari total bandwidth dibagi dengan jumlah atau total client yang ada.
Setting Network VM
1. Langkah yang pertama disini kita akan melakukan penyettingan terhadap adapter network yang dipakai oleh virtual machine, terdapat 3 virtual machine yang saya pakai, yaitu untuk router, dan 2 client windows 7. Adapter network yang dipakai oleh router ada 2 yaitu adapter 1 terhubung dengan nat dan adapter 2 terhubung dengan host-only adapter #2. NAT berfungsi agar client terhubung dengan internet dengan menggunakan dhcp-client. Host-Only berfungsi supaya client-client yang terhubung dengan host-only ini hanya tergabung dengan host-only itu saja.
2. Kemudian untuk adapter network yang digunakan oleh Client-01 adalah host-only adapter #2 yang sama dengan router agar client terhubung dengan router
Konfigurasi Internet access
3. Kemudian disini kita melakukan pengecekan interface dengan menggunakan perintah interface print, dan dapat kita lihat bahwa terdapat 2 interface yang berjalan. Ether1 berjalan dan nantinya kita akan melakukan konfigurasi dhcp-client untuk meminta ip address dan Ether2 terhubung dengan client
4. Selanjutnya kita lakukan konfigurasi dhcp-client yang bertujuan untuk melakukan request terhadap ip address, perintahnya adalah ip dhcp-client add interface=ether1 disabled=no. Pastikan bahwa interface yang digunakan sudah kita setting nat. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan pengecekan dengan menggunakan perintah ip dhcp-client print dan dapat kita lihat bahwa router berhasil mendapatkan ip address yaitu 10.0.2.15 dengan menggunakan interface ether1
5. Setelah itu kita lakukan pengecekan apakah router sudah terhubung atau belum dengan internet, untuk pengecekannya kita lakukan ping ke google,com perintahnya adalah ping google.com dan dapat dilihat bahwa hasilnya adalah reply yang berarti router berhasil terhubung dengan internet
6. Kemudian kita buat ip address untuk interface yang menuju ke client, dengan menggunakan perintah ip address 28.28.28.1/24 interface=ether2 kemudian jangan lupa untuk melakukan pengecekan dengan menggunakan perintah ip address print dan dapat dilihat bahwa kita berhasil menambahkan ip address dengan menggunakan interface ether2
7. Selanjutnya kita lakukan konfigurasi Firewall Nat supaya ip private berubah menjadi ip public, dan client bisa terhubung dengan jaringan internet. Untuk konfigurasinya lakukan dengan menggunakan perintah ip firewall nat add chain=scrnat out-interfaces=ether1 action=masquerade. untuk out-interfaces pastikan bahwa interface yang didaftarkan adalah interface yang terhubung ke jaringan internet. Ip firewall nat berdasarkan source address akan di masqueradekan ke arah interface yang menuju ke luar yaitu ether1.
Client-01
8. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan konfigurasi ip address secara manual pada kedua client yang pertama untuk client satu terlebih dahulu, disini saya memakai ip address 28.28.28.2 dengan subnetmask /24 dan gateway 28.28.28.1
9. Kemudian saya akan melakukan ping terhadap ip gateway client terlebih dahulu, dengan mengetik perintah ping 28.28.28.1 dan dapat kita lihat bahwa hasilnya adalah reply yang berarti client dapat terhubung dengan router. Kemudian kita lakukan ping terhadap gateway yang ada di router kita yaitu 10.0.2.2 jika hasilnya reply berarti proses routing telah berhasil. Lalu kita melakukan ping terhadap google.com dan pastikan bahwa hasilnya adalah reply, dengan menggunakan perintah ping google.com yang berarti client terhubung ke jaringan internet dan terhubung dengan dns. Begitu juga ketika kita melakukan ping ke ip open source yaitu ping 8.8.8.8 hasilnya adalah reply, yang berarti kita terhubung ke internet
10. Sebelum kita lakukan limitasi bandwidth kita cek terlebih dahulu bandwidth yang kita dapat dari ISP berapa, jika kita belum melakukan limitasi bandwidth maka bandwidth yang digunakan masih defaultnya. Disini dapat kita lihat bahwa untuk upload (unggah) bandwidth yang kita dapatkan untuk client-01 adalah 34,72 Mbps dan untuk download (unduh) 32,73 Mbps
14. Kemudian kita cek juga bandwidth yang kita dapat dari ISP pada client-02, Disini dapat kita lihat bahwa untuk upload (unggah) 39,69 Mbps dan untuk yang download (unduh) 17,62 Mbps
0 Post a Comment